Aku merindukanmu seperti orang puasa menanti saat berbuka. Semacam lapar yang nikmat. Sejenis haus yang lezat. Tersiksa, tapi suka. Lelah, tapi indah. Menderita, tapi bahagia. Sebentuk ujian yang menyehatkan bagi jiwa.
Aku merindukanmu serupa orang puasa, dan aku rela. Sebab aku tahu dahaga ini ada ujungnya. Dan ujung itu pasti datangnya.
Yakni sebuah pertemuan.
Denganmu.
Sedap Malam, 27 Juli 2010