Ciater, Kamis 24 Februari 2011
Kemarin sore, di acara diskusi Senjakala, Zaky Abraham membawakan titipanku, enam buku sastra yang dia beli dan fotokopi di Ponorogo. Masing-masing harganya lima ribu rupiah, jadi total 30 ribu. Sangat murah. Tapi daftar judul di bawah ini semuanya tak bisa disepelekan:
1. Adam Ma’rifat, Danarto
Menurut GM, ini salah satu kumpulan cerpen terpenting dalam sejarah sastra Indonesia. Aku telah membaca separuhnya (3 dari 6) dari buku punya Makki. Sebagian lagi entah akan kubaca atau tidak, karena ada dua cerpen yang entah bagaimana cara membacanya, yaitu cerpen Adam Ma’rifat dan cerpen yang judulnya seperti gambar not balok.
2. Berani Beli Cinta dalam Karung, Puthut EA
Sebuah novel. Novel debutan. Semalam aku mendengar prolognya dibacakan istriku. Puitis sekali. Kami suka. Dan akan meneruskan membacanya.
3. Catatan Subversif, Saut Situmorang
Kumpulan puisi. Saut si pemberontak, yang kata Hudan, “menyediakan diri untuk berbenturan dengan siapa pun”. Aku telah membaca esai-esai Saut dalam buku Politik Sastra. Dan kupikir, orang seperti ini diperlukan dalam dunia sastra Indonesia untuk “menyubversi” kemapanan.
4. Salju di Paris, Sitor Situmorang
Berisi 12 cerpen terpilih dari 18 cerpen yang pernah diterbitkan oleh Sitor dalam 3 kumpulan. Orang ini lebih dikenal sebagai penyair. Tapi cerpen-cerpennya konon juga bagus.
5. Geni Jora, Abidah el-Khalieqy
Novel pemenang kedua Sayembara Novel DKJ tahun 2003. Pemenang pertama, Dadaisme karya Dewi Sartika, sudah kubaca. Eksperimental, tapi gagal. Konon Abidah yakin novelnya ini lebih berhak menjadi pemenang ketimbang Dadaisme. Hehehe…
6. Hampir Sebuah Subversi, Kuntowijoyo
Kumpulan cerpen. Sejauh ini aku belum bisa menikmati estetika cerpen-cerpen Kunto. Tapi tak apalah kukoleksi buku cerpennya dan kubaca beberapa di antaranya.
Pingback: apa buku pavorit anak palembang? | Indonesia Search Engine
i’d love to share this posting with the readers on my site. thanks for sharing!