Dalam sebulan terakhir ini, sejak pertengahan Juni dan dilanjutkan awal Juli setelah terpotong libur lebaran, aku bolak-balik ke sebuah studio musik di BSD untuk rekaman lagu. Lagu-lagu ini kuciptakan dalam rentang antara tahun 2000 sd 2011, dan ada juga yang baru selesai di 2017.
Niat awalku merekam lagu adalah untuk koleksi pribadi. Aku telah menciptakan lebih dari 40 lagu, sayang sekali kalau hilang begitu saja. Kalau sudah direkam, karyaku akan abadi, minimal bisa disimpan di youtube dan situs berbagi lain.
Tapi tentunya aku pun ingin lagu-laguku didengarkan orang-orang. Jadi aku berencana membagikan sejumlah CD album perdanaku ke teman-teman, komunitas, serta para klien di pekerjaanku. File lagu dalam bentuk MP3 pun akan kusebar begitu saja di aneka situs internet. Silakan dibajak sebanyak-banyaknya, semakin banyak semakin bagus. Aku sangat bersyukur jika ada yang mau mendengarkan.
Barulah jika nanti ternyata banyak yang suka, aku akan mulai berpikir untuk mengkomersialkannya, meski belum tahu caranya. Aku sadar, di zaman digital ini, cara penyanyi mendapatkan uang sudah berbeda jauh dibanding zaman sebelumnya. Jangankan pendatang baru, para penyanyi dan band-band yang sudah punya nama besar pun mengalami kesulitan untuk mendapatkan hasil yang bersifat material dari karyanya. Penjualan dari kaset/CD sudah tidak bisa diharapkan.
Sekarang musuh utama para kreator bukan lagi pembajakan, tapi dunia digital, yang memungkinkan orang-orang mendapatkan lagu secara gratis melalui internet. Karena perkembangan zaman tidak mungkin dilawan, maka dunia digital tidak boleh dijadikan musuh melainkan harus dijadikan teman.
Album perdana ini kuberi judul Himne Cinta, diambil dari salah satu lagu yang ada di dalamnya. Kebanyakan lagu bergenre pop-ballada, ada yang pop biasa, dan beberapa agak seriosa. Semua lagu bertema cinta anak muda, maklum lagu-lagu ini mayoritas kubuat saat aku masih bujangan dan awal menikah.
Album ini berisi 11 lagu, yaitu:
- Himne Cinta
- Di Antara Bunga-bunga
- Membayangi Bulan
- Wajah yang Selalu Pagi
- Haruskah Ku Menanti
- Adinda
- Manusia Pertama di Dunia
- Bukan Basa-basi
- Seuntai Nada
- Di Pasir Putih
- Takdir Kita
Lirik lagu bisa dilihat di bawah ini. Lagunya sendiri sementara ini masih dalam proses rekaman.
HIMNE CINTA
Pada hati manusia
Tuhan meniupkan cinta
Pada hidup manusia
Cinta menumbuhkan bahagia
Bersyukurlah kepada-Nya
Yang telah mengirimkan cahya dari surga
Hingga dunia dan segala
Menjadi penuh warna di mata manusia
Dalam cinta hakiki
Yang ada hanya memberi
Tanpa berharap kembali
Sebagai suatu pengorbanan suci
Tiada rasa paling indah
Selain rasa cinta yang tulus dan ikhlas
Kata cinta yang sesungguhnya
Tak mengenal dendam cemburu dan duka
Karena cinta mekarlah bunga-bunga
Karena cinta keindahan tercipta
Karena cinta hidup penuh makna
DI ANTARA BUNGA-BUNGA
Entah apa yang semalam kau taburkan
Pagi ini halaman rumahku penuh bunga-bunga
Daunan dan rumputan mekar
Sebagai bunga sebagai bunga
Akar batang ranting merekah
Seperti bunga seperti bunga
Embun kabut dan udara semerbak
Sewangi bunga
Bahkan matahari pun mengelopak
Serupa bunga
Entah apa yang semalam kau tebarkan
Hari ini taman hatiku penuh bunga-bunga
Segala warna yang kupandang
Adalah bunga adalah bunga
Semua harum yang kucium
Selalu bunga selalu bunga
Setiap bentuk yang kusentuh
Menjadi bunga
Bahkan siur angin di ujung telinga
Nyanyikan bunga
Entah di manakah kini engkau berada
Hingga senja tiba aku sendiri saja
Hingga malam tiba aku berdiri saja
Di antara bunga-bunga
MEMBAYANGI BULAN
Rebah hatiku dalam lembut belai sinar bulan
Luluh perlahan
Teduh dan tenang
Dan angin malam mengalunkan seuntai nyanyian
Desir daunan
Lirih menikam
Kucoba ‘tuk berhenti
Meniti kasih yang bertepi sunyi
Kuingin jauh pergi
Sendiri menyepi meski tak berarti
Namun ‘ku tiada mampu
Hapus semua kenangan
Wajah dan senyumanmu
S’lalu membayangi bulan
ADINDA
Tahukah kau tiap waktu aku teringat padamu
Dalam sadar dalam khayal dalam tidur dan mimpiku
Kadang aku berteriak dan memanggili namamu
Oh Adinda dengarkanlah rintihan hatiku yang tengah merindu
Hadirmu dan menunggu satu pertemuan yang kan lenyapkan sepiku
Tak mungkin ku menjadikanmu sebagai khayalan belaka
Tak puas ku menatapmu hanya dalam mimpi semata
Aku ingin kau di sini di depanku seutuhnya
Oh Adinda kemarilah mendekatlah dan temanilah aku
Saat ini selamanya hingga sang maut pun takkan memisahkan kita
Tak mungkin aku bisa bertahan
Jika hidupku kau biarkan
Tanpa sandaran tanpa pegangan
Maka aku kan jatuh dan tenggelam
Dalam kehampaan kesunyian dan ketiadaan
Yang membuatku kehilangan arti
Oh.. Adinda oh.. Adinda oh.. Adinda
WAJAH YANG SELALU PAGI
Di wajahmu hanya pagi yang bersemi
Selalu pagi sepanjang hari
Tatapmu bening dan tajam
Namun tetap hadirkan teduh
Betapa ingin diriku membayang
Di hitam matamu
Suaramu riang
Meningkah burung bertukar canda
Di atas dahan
Betapa ingin namaku
Kau sapa dalam kicaumu
Ho ho ho Ho ho ho
Senyummu hangat dan segar
Seperti nafas matahari
Meluruhkan titik-titik embun
Dari dedaunan dan bunga ke rerumputan
Betapa ingin wajahku kau hembus
Agar hawa kehidupan kembali
Semilir di syarafku yang beku
Pipimu cerah seperti langit
Yang sering kukaca di air sawah
Tertunduk mataku menatapmu
SEUNTAI BUNGA
Di hatiku ada seuntai nada
Yang tlah lama terngiang di jiwa
Bagaimana merangkainya
Dengan kata yang bermakna
Ho ho
Ingin aku jadikannya lagu
Kunyanyikan tuk hibur hatiku
Yang selalu merindumu
Setiap waktu tanpa jemu
Ho ho
Bila malam kian sunyi
Rinduku smakin menjadi
Nada-nada pun menari
Iringi lirik puisi
Bagai bunga dan harumnya
Bagai daun dan hijaunya
Bagai surya dan cahaya
Sosokmu terpasak di ufuk mata
Bila saja kau di sini
Menemaniku bernyanyi
Hari-hari takkan lagi
Terasa muram dan sepi
Bagai sungai dan arusnya
Bagai laut dan ombaknya
Bagai gurun dan pasirnya
Bayangmu melekat di setiap langkah
HARUSKAH KU MENANTI
Haruskah ku menanti
Lebih lama di sini
Untuk sebuah jawaban yang tak pasti
Walau tak kukatakan secara terus terang
Mestinya kau mengerti bahwa sesungguhnya
Kau adalah satu-satunya
Yang bertahan begitu lama
Di ingatan dan hatiku
Sejak mula kita bertemu
Memang ku tak sanggup menanyakan itu
Aku s’lalu takut membayangkan jawabmu
Haruskah aku pergi
Menjauh dan menepi
Biar semua kuhayati sendiri
Memang ku tak sanggup menyatakan itu
Aku slalu takut membayangkan sikapmu
MANUSIA PERTAMA DI DUNIA
Bagaimanakah harus kujaga diri
Agar tak mudah terserang sepi
Yang tak henti menguntit dan membayangi
Ke arah manapun aku pergi
Aku bagaikan manusia pertama
Yang dilahirkan ke dunia
Di mana dia belahan jiwa
Tempat berlabuh segala rasa
Setiap hari aku berjalan hingga ke ujung tepi
Gunung lembah gurun kuarungi
Tetapi bumi terlalu luas untuk dijelajahi
Kian letih hatiku mencari
Ho ho ho ho du du du du
Manakala ku tertidur dan bermimpi
Bayangan indah menari-nari
Namun ketika aku terjaga
Nuansa itu segera sirna
Tinggallah aku rebah terlentang di bawah langit lengang
Menanti tangan lembut memayang
Ho ho ho ho du du du du
Tuhan tolonglah hadirkan dirinya
Di hadapanku utuh dan nyata
BUKAN BASA-BASI
Bukan basa-basi
Aku sayang kamu
Bukan main-main
Aku cinta kamu
Cukuplah kumenunggu
Telah tiba waktuku
Kini ‘ku akan ungkap rasa ini padamu
Agar berhenti resah gelisah mengganggu
Pesona senyummu
Kerlingan matamu
Terbayang selalu
Dalam ingatanku
Aku tergila-gila
Hampir lupa segala
Jangan biarkan hatiku termenung sendiri
Tolonglah aku usir kesepian ini
Dan rasakan
Kehangatan
Keindahan
Saat cinta itu datang
DI PASIR PUTIH
Hamparan pasir putih berkilau
Berbuih-buih dijilat air
Di pesisir
Bentangan laut biru nan lembut
Sampai di ufuk langit menjemput
Dan memeluk
Engkau dan aku asyik bermain
Riuh berkejaran dengan gelombang
Berseru lantang di deru angin
Jatuh bergulingan saling memandang
Di pasir putih cinta bersemi
Laut dan langit
Angin dan ombak
Jadi saksi
Engkau dan aku terus bermain
Hingga tak terasa datanglah senja
Rona merah jingga saling berjalin
Penuhi angkasa dan hati kita
Ketika surya
Hilang sempurna
Pulanglah kita
Membawa cinta
Dan bahagia
TAKDIR KITA
Ingin kutulis sebuah cerita
Untuk dirimu tentang kita
Yang baru saja kembali berjumpa
Tanpa sengaja dan jatuh cinta
Mungkin ini takdir kita
Dan kita rela menerima
Karena ini takdir yang indah
Mengantar kita pada bahagia
Sebuah lagu ingin kucipta
Untuk dirimu tentang kita
Yang baru saja satukan rasa
Mengikat janji saling setia
Mari kita jaga cinta
Tak akan ada yang pisahkan kita
Dalam suka dalam duka
Tetap bersama sampai akhir masa
Pingback: ‘Hymne Cinta’nya Asep Sopyan.. | ASURANSI JIWA DAN KESEHATAN SYARIAH